Senin, 20 Desember 2010

Home » » POTENSI, PENGEMBANGAN TERNAK UNGGAS DAN PENINGKATAN PRODUK TERNAK YANG ASUH DALAM MENUNJANG PELUANG PASAR

POTENSI, PENGEMBANGAN TERNAK UNGGAS DAN PENINGKATAN PRODUK TERNAK YANG ASUH DALAM MENUNJANG PELUANG PASAR

Unggas memiliki prospek pasar yang sangat baik dan merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional yang dapat terpenuhi antara lain dari ayam ras pedaging dan petelur yang berupa produk ternak bersifat ASUH (aman, Sehat, utuh dan halal).
Potensi, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam komponen biaya input untuk tenaga kerja yang relatif lebih murah dibandingkan negara lain di Asean, Potensi dalam mengembangkan produksi jagung nasional dapat mengurangi ketergantungan impor dan menurunkan biaya produksi, sehingga mampu meningkatkan skala usaha yang optimal. Integrasi secara vertikal juga sudah mulai terlaksana dengan menerapkan pola-pola kemitraan, peternak sudah banyak bergabung dengan perusahaan inti sehingga jumlah pemeliharaan ayam juga semakin meningkat.
Faktor yang masih menjadi kendala di lapang adalah iklim usaha yang kurang kondusif. Permasalahan keamanan, sistim perbankan, serta tata ruang yang masih belum jelas sering menjadi penghambat dalam mengembangkan usaha peternakan unggas. Infrastruktur yang kurang memadai seperti tersedianya jalan yang memadai, kelayakan pelabuhan, maupun ketersediaan air juga dapat menciptakan permasalahan yang rumit bagi peternak di samping permasalahan ekonomi biaya tinggi akibat berbagai pungutan.
Di Indonesia industri pembibitan menghasilkan d.o.c (day old chick) yaitu anak ayam umur sehari untuk Parent Stock (PS) atau final stock (FS), sedangkan untuk Grand Parent Stock (GPS) yaitu tetua dari anak ayam masih diimport. Import ini dilakukan atas pertimbangan bahwa usaha tersebut lebih efisien dibandingkan dengan membangun usaha pembibitan di dalam negeri yang membutuhkan waktu dan biaya sangat besar.
Industri penetasan umumnya menyatu dengan industri pembibitan yaitu menetaskan telur dari PS untuk menghasilkan d.o.c FS yang siap didistribusikan. Usaha budidaya yang saat ini banyak dilakukan adalah melalui sistim kemitraan dan komersial farm dengan pengadaan sarana input (bibit, pakan, obat dan vaksin) yang dilakukan oleh pihak inti atau perusahaan. Hasil panen dibeli oleh pihak perusahaan melalui sistem kontrak berdasarkan kesepakatan. Industri obat hewan juga dilaksanakan oleh beberapa perusahaan di Indonesia, sebagian besar masih tergantung pada inovasi teknologi dan produk impor.
Hasil inovasi Badan Litbang Pertanian berupa vaksin lokal merupakan salah satu prospek pasar baru yang dapat dikembangkan, mengingat vaksin tersebut telah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan iklim di Indonesia. Industri pascapanen menghasilkan produk seperti chicken nugget, sosis ayam, corned chicken, roasted chicken, smoke chicken, chicken burger, dan lain-lain.
Industri ini hanya dilakukan oleh beberapa perusahaan dengan menggunakan teknologi yang sangat maju, sebagian besar poduk tersebut diserap oleh konsumen dalam negeri, namun ada juga diekspor.

0 komentar:

Posting Komentar